Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/08/cara-membuat-link-bergoyang-di-blog.html#ixzz2B7eH9lkQ

26 Agustus 2014

Jalan ini Berat


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم  Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam.

Setahun telah berlalu...
Bertambah usia setiap kita semakin sedikit pula masa kehidupannya didunia.
Perjalanan seorang hamba/manusia menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala menuntut serta mengharuskan kita untuk mengilmui memahami dan mengerti tujuan hakekat penciptaan diri kita… Kenapa kita diciptakan? 
Apa yang diinginkan oleh Allah Subhanuhu Wa Ta ‘ala dari setiap kita? lalu bagaimana pula jalan yg harus kita tempuh untuk mewujudkannya?

Setiap hamba diuji oleh Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala dgn dua perkara…
Yang pertama adalah perkara Syar’i (ikhtiari) dimana seorang hamba diberikan pilihan.
Dan yg kedua adalah diuji dgn perkara (khauni) takdir2  yang Allah tetapkan kpd setiap kita dan tdk ada pilihan yg lain.

Ujian yg pertama yg diberikan Allah kepada setiap manusia yg berjalan menujunya! Anda,saya, kita semuanya berada diatas jalan menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala perkara pertama yg diujikan kepada kita yaitu perkara Syar’i dimana perintah-perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yg diturunkan kpd Rasulnya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah meninggalkan umat ini dlm keadaan terang benderang diatas petunjuk yg haq/benar). Allah telah tunjukkan jalan yaitu jalan keimanan ada dan juga jalan kekufuran, lalu Allah siapkan pula surga dan neraka.
Manusia diperintahkan beriman !! manusia diberikan pilihan hendak memilih jalan yg mana? Mau jd org yg taat silahkan jalankan perintah Allah...  diperintah anda shalat ! anda bisa melakukannya juga bisa tidak melakukannya, diperintahkan kita ke masjid ! anda bisa datang juga bisa tidak, diperintahkan anda menutup aurat (wanita muslimah) ! anda bisa menutupnya juga bisa tidak, disini kita diberikan pilihan. Dalam perkara Syar’i (syariat islam) ujian2 yg diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala yg dituntut Allah kepada setiap kita adalah ketundukan mutlak, kepatuhan dan menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara sempurna baik dlm perkara2 yg kita sukai maupun yg tdk kita sukai.

Sebagian dari kita telah mengetahui jalan dan telah menempuh jalan yg haq itu salah satunya dgn mengkaji ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga sampai merasakan kelezatan ibadah, kedekatan kepada Allah dalam ketaatan2 yg kita lakukan lantas kita mengira dgn itu semuanya sudahlah cukup,  namun disisi lain ada perintah-perintah Allah yang bertentangan dgn keinginan dan hawa nafsu kita, kita dapatkan ada ganjaran dihati, didada ketika itu kita diuji.
Jika kita memahami hakekat penciptaan diri kita, jika kita benar2 memahami apa yg diminta Allah dari setiap kita! ketundukan,kepatuhan, ketaatan yg mutlak kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam perkara2 yg kita sukai maupun yg kita tdk sukai.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman didlm Al Qur’an yg menunjukkan betapa sangat pentingnya masalah ini bahkan yg membedakan org yg baik dan tdk baik, yg membedakan org2 yg shaleh dan org2 yg lalai dan lengah adalah ketundukan dan kepatuhan yg mutlak kpd perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala tanpa membeda-bedakannya dlm segala kondisi dan keadaannya.

                  ف ل وَرَبِّكَ ل يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ  يُحَكِّمُوكَ فِيمَا  شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ اْيَجِدُو فِي أَنفُسِهِمْ  حَرَجاً  مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً                                                                                 
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak dikatakan beriman hingga mereka menjadikanmu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. QS An Nisaa ayat 65.

Diantara pertekaran yg sebenar-benarnya adalah pertekaran diri kita dgn hawa nafsu, hawa nafsu yg terkadang membawa kita pd ketaatan dilain waktu dia membawa pd kelalaian dan kelengahan (kondisi peperangan yg sesungguhnya), siapa yg kita turuti ketika dlm kondisi tersebut? Sudahkah Allah dan Rasulnya yg lebih kita dahulukan?
Ibarat seperti seseorang yg telah mengetahui kebenaran, memegang ketaatan,menjalani ibadah,melaksanakan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetapi ada kesenjangan dihatinya, ada sdikit penyakit dan dia tdk mengenal penyakit didlm hatinya itu(lemahnya keyakinan). Jika kita tdk meyakini bahwasanya jalan menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu berat !! dan jika kita tdk mengetahui, tdk pula meyakininya bahwa kita akan senantiasa diuji oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka kita akan binasa. 

Didalam Al Qur'an surah Al Baqarah Allah berfirman, menunjukkan bahwasanya kesusahan dan musibah itu tdk lain merupakan ujian bagi orang yg mengetahuai hakekat yg sesungguhnya dari keimanan. 

Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga? Sementara belum menimpa kalian apa yang menimpa orang-orang sebelum kalian? Dahulu mereka telah ditimpa kesusahan,dan di goncangkan dengan berbagai cobaan dan ujian. QS Al Baqarah ayat 214

Berarti mau tdk mau barang siapa menempuh jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus menghadapi dua perkara ini yang pertama ketundukan terhadap perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala pertanyaannya apakah kita sudah ridha terhadap syariat Allah baik ketika kita suka maupun tdk suka? baik dlm keadaan kelapangan maupun dlm keadaan yg sempit ataukah kita masih menjalankan syariat Allah yg sesuai dgn keinginan kita. Kemudian yang kedua setelah Allah Subhanahu Wa Ta’ala  mengetahui kebenaran,keimanan dan ketulusan kita menempuh jalan yg haq lalu Allah uji, terkadang didlm kesendirian, terkadang dlm gangguan-ganguan musuh kebenaran dengan takdir-takdir yg telah ditetapkan dan tdk ada pilihan yg lain. Jalan ini berat. 
Semoga menjadi pembelajaran setiap kita khususnya bagi diri saya pribadi 

Wallahu'alam bissawab
TERIMA KASIH