بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam.
Umumnya
manusia hidup
Kegundahan rasa galau yang banyak mendera mereka adalah seputar rezki, nafkah dan penghidupan. Cobalah lihat dengarkan, perhatikan dan simak keluh kesah kebanyakan manusia. Maka kita akan bisa mendengar menyimak mengetahui kebanyakan keluh kesah manusia itu seputar urusan ini.
Ada yg merantau jau meninggalkan kampung halamannya untuk mengais-ngais rezki, rela meninggalkan keluarga ataupun anak istri yang dicintainya dalam jarak dan waktu yang cukup lama, ada pula sekelompok yang lainnya terkadang menghinakan diri dia terikat dengan pekerjaan menuruti apa kata atasannya seolah2 diperbudak oleh pekerjaannya #mencari nafkah. Ada pula hanya menggunakan prasarana tehnologi komunikasi dan informasi sebagai media berkeluh kesah yang menampakkan segala bentuk kebaikan maupun keburukan dia berupa tulisan ataupun gambar atas landasan rezki/nafkah. Yang lainnya tidak peduli yang haram, syubhat apalagi? dgn mengatas namakan mencari rezki. Kemudian ada pula manusia yang memiliki pandangan, keyakinan, berpegang teguh dgn agama mengamalkan ajaran islam mempersempit rezki,mempersulit hidup kalau sedikit2 haram, sdikit2 syubhat! ini tidak boleh itu riba! bagaimana kita akan hidup? kami belum punya rumah, bagaimana kita berkendaraan? Akhirnya mereka menjauh dari ajaran-ajaran islam karna ketakutan terhadap dunia.
Kegundahan rasa galau yang banyak mendera mereka adalah seputar rezki, nafkah dan penghidupan. Cobalah lihat dengarkan, perhatikan dan simak keluh kesah kebanyakan manusia. Maka kita akan bisa mendengar menyimak mengetahui kebanyakan keluh kesah manusia itu seputar urusan ini.
Ada yg merantau jau meninggalkan kampung halamannya untuk mengais-ngais rezki, rela meninggalkan keluarga ataupun anak istri yang dicintainya dalam jarak dan waktu yang cukup lama, ada pula sekelompok yang lainnya terkadang menghinakan diri dia terikat dengan pekerjaan menuruti apa kata atasannya seolah2 diperbudak oleh pekerjaannya #mencari nafkah. Ada pula hanya menggunakan prasarana tehnologi komunikasi dan informasi sebagai media berkeluh kesah yang menampakkan segala bentuk kebaikan maupun keburukan dia berupa tulisan ataupun gambar atas landasan rezki/nafkah. Yang lainnya tidak peduli yang haram, syubhat apalagi? dgn mengatas namakan mencari rezki. Kemudian ada pula manusia yang memiliki pandangan, keyakinan, berpegang teguh dgn agama mengamalkan ajaran islam mempersempit rezki,mempersulit hidup kalau sedikit2 haram, sdikit2 syubhat! ini tidak boleh itu riba! bagaimana kita akan hidup? kami belum punya rumah, bagaimana kita berkendaraan? Akhirnya mereka menjauh dari ajaran-ajaran islam karna ketakutan terhadap dunia.
Barangkali
sebagian dari kita seringkali mengulang-ulang doa didalam shalatnya atau
diluar shalatnya:
رَبَّنَآ اتِنَا فِيآالدُّنْيَاحَسَنَة وَفِياالآخِرَةِحَسَنَة وَقِنَاعَذَابَلنَّار
“Wahai
Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami didunia ini kebaikan dan juga diakhirat
kebaikan serta jagalah kami dari azab api neraka”
Doa
yang sering diucapkan bahkan dianggap sebagian manusia adalah doa sapu jagad
yang mencakup, memuat, merampung segala bentuk kebaikan didunia dan akhirat.
Bahkan sebenarnya do’a inipun sering diulang2 dipanjatkan oleh nabi kita Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. makna do’a ini adalah kita memohonan kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha
pemurah lagi Maha kaya agar Allah Subhanahu
Wa Ta’ala menganugrahkan kepada kita dari dunia ini apa yang kelak bisa
menjaga kita diakhirat nti.., yang bisa membentengi kita dari azab neraka InsyaAllah
memberikan kita kebahagian ketika hidup didunia dan kebahagian setelah mati
kelak menuju akhirat. Dan do’a ini mencakup rezki… sebagian orang mengira
ketika disebut rezki langsung konotasi maknanya atau pikiran dia tertuju kepada
harta, rezki itu luas sebagaimana juga kebahagian tidak hanya terbatas kepada
harta.
Maka
dengan ini kita bisa mengerti sesungguhnya syariat islam tidak mengabaikan
masalah rezki, tidak mengabaikan masalah mencari nafkah. Untuk bekal didunia
menuju akhirat. Bahkan
sesungguhnya berpegang teguh dengan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjalankan perintah Allah juga salah satu bentuk
untuk mendapatkan rezki.
Ada beberapa sebab, perkara yang bisa menjadi kunci rezki dan penyebab
kita meraih atau dimudahkan oleh Allah mendapatkan rezki yang halal, disini
kita tidak katakan rezki yang banyak tetapi rezki yang halal karna bisa jadi
rezki itu banyak berlimpah tetapi dia tidak halal dan tidak berkah sehingga
tidak berguna bagi manusia. Barangkali rezki itu sedikit tetapi karna dia halal
diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka
dia menjadi banyak berguna bagi dia didunia dan akhirat, maka sebab yang
pertama yaitu bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seseorang yang bertakwa didalam segala kondisi dan
keadaannya yang senantiasa berusaha meraih mendapatkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala diberikan jalan keluar…
disaat manusia merasakan dunia ini sempit semua jalan tertutup tidak ada lagi
cela sehingga dia merasa stres, galau dan resah seorang mukmin yang bertakwa
ini menghadapinya dengan dada yang lapang jiwa yang tentram dan damai selain
itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala
juga memudahkan rezki dia dari arah yang dia tidak duga-duga, rezki itu rahasia
Allah terkadang seseorang sudah
mengumpulkan modal, sudah mengkaji dari berbagai aspek usaha yang akan dia buat
tetapi hanya Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang tau apakah disitu ada rezkinya atau tidak berapa rezki dia disitu
atau tidak ternyata dari arah yang tidak dia duga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan rezki tersebut
#buah dari ketakwaan.
Takwa itu sebagaimana sebagaimana dikatakan
para ulama kita engkau menjadikan tameng (pelindung) antara engkau dengan
sesuatu yang akan membahayakanmu, ketika engkau bertakwa berarti engkau
meletakkan sebuah tameng yang menjagamu dari sesuatu yang engkau takuti atau berbahaya
yang akan menimpa dirimu. Sehingga Allah senantiasa mendapatkanmu ketika
menjalankan perintahnya sehingga Allah tidak lagi mendapatkanmu dalam setiap
larangan-larangannya ini pula makna wasiat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam "jagalah Allah, niscaya Allah akan pasti menjagamu, jagalah Allah engkau akan dapatkan Allah selalu dihadapanmu".
Beragam ungkapan ulama tentang makna takwa tetapi semuanya mengerucut
kepada satu hakekat yaitu menjalankan syariat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pernahkah engkau berjalan menempuh jalanan yang
penuh dengan duri ?
sementara tidak ada jalan lain anda harus melewatinya agar bisa sampai ketempat
tujuan hanya ada pilihan satu saja yaitu menempuh jalan tersebut? niscaya engkau
akan berhati2 dalam melangkahkan kakimu ketempat yang tidak ada duri, begitu
pula takwa berhati-hati dalam hidup ini. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerjaan sebagai pegawai misalnya sudahkah
engkau memperhatikan duri2 yang akan timbul? yang akan menusukmu kelak dan membuat
pintu rezki itu tertutup. Atau dalam berusaha sudahkah engkau berhati2 dalam
menjalankan dan membuat usaha itu, kemudian menjaganya… sudahkah engkau
berhati2?
Tinggalkan dosa-dosa
itu walaupun kecil dan besarnya #takwa. Berbuatlah, berlakulah seperti orang
yang berjalan dibumi penuh dengan duri dia berhati2 terhadap apa yang dia lihat,
jangan remehkan dosa yang kecil! sesungguhnya gunung itu asalnya dari batu2 kerikil
kecil menumpuk sehingga menjadi gunung yang besar, dosa besar bisa juga berasal
dari dosa kecil! jangan liat kecilnya dosa itu tetapi lihat seberapa besar zat
yang engkau lakukan dosa kepadanya.