بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam.
Setahun
telah berlalu...
Bertambah
usia setiap kita semakin sedikit pula masa kehidupannya didunia.
Perjalanan
seorang hamba/manusia menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala menuntut serta
mengharuskan kita untuk mengilmui memahami dan mengerti tujuan hakekat
penciptaan diri kita… Kenapa kita diciptakan?
Apa yang diinginkan oleh
Allah Subhanuhu Wa Ta ‘ala dari setiap kita? lalu bagaimana pula jalan yg harus
kita tempuh untuk mewujudkannya?
Setiap hamba diuji oleh Allah
Subhanahu Wa Ta ‘ala dgn dua perkara…
Yang
pertama adalah perkara Syar’i (ikhtiari) dimana seorang hamba diberikan
pilihan.
Dan
yg kedua adalah diuji dgn perkara (khauni) takdir2 yang Allah tetapkan kpd setiap kita dan tdk
ada pilihan yg lain.
Ujian
yg pertama yg diberikan Allah kepada setiap manusia yg berjalan menujunya! Anda,saya, kita semuanya berada diatas jalan menuju Allah Subhanahu
Wa Ta’ala perkara pertama yg diujikan kepada kita yaitu perkara Syar’i dimana
perintah-perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yg diturunkan kpd Rasulnya Shallallahu
‘Alaihi Wasallam (sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah
meninggalkan umat ini dlm keadaan terang benderang diatas petunjuk yg
haq/benar). Allah telah tunjukkan jalan yaitu jalan keimanan ada dan juga jalan
kekufuran, lalu Allah siapkan pula surga dan neraka.
Manusia diperintahkan beriman !! manusia
diberikan pilihan hendak memilih jalan yg mana? Mau jd org yg taat silahkan
jalankan perintah Allah... diperintah anda shalat ! anda
bisa melakukannya juga bisa tidak melakukannya, diperintahkan kita ke masjid ! anda
bisa datang juga bisa tidak, diperintahkan anda menutup aurat (wanita muslimah)
! anda bisa menutupnya juga bisa tidak, disini kita diberikan pilihan. Dalam
perkara Syar’i (syariat islam) ujian2 yg diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala yg dituntut
Allah kepada setiap kita adalah ketundukan mutlak, kepatuhan dan menyerahkan
diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara sempurna baik dlm perkara2 yg kita
sukai maupun yg tdk kita sukai.
Sebagian dari kita telah mengetahui
jalan dan telah menempuh jalan yg haq itu salah satunya dgn mengkaji ayat-ayat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
hingga sampai merasakan kelezatan ibadah, kedekatan kepada Allah dalam
ketaatan2 yg kita lakukan lantas kita mengira dgn itu semuanya sudahlah cukup, namun disisi lain ada perintah-perintah Allah
yang bertentangan dgn keinginan dan hawa nafsu kita, kita dapatkan ada ganjaran
dihati, didada ketika itu kita diuji.
Jika kita memahami hakekat penciptaan
diri kita, jika kita benar2 memahami apa yg diminta Allah dari setiap kita!
ketundukan,kepatuhan, ketaatan yg mutlak kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam
perkara2 yg kita sukai maupun yg kita tdk sukai.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman
didlm Al Qur’an yg menunjukkan betapa sangat pentingnya masalah ini bahkan yg
membedakan org yg baik dan tdk baik, yg membedakan org2 yg shaleh dan org2 yg
lalai dan lengah adalah ketundukan dan kepatuhan yg mutlak kpd perintah Allah
Subhanahu Wa Ta’ala tanpa membeda-bedakannya dlm segala kondisi dan keadaannya.
ف ل وَرَبِّكَ ل يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ اْيَجِدُو فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً
Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak dikatakan beriman hingga mereka
menjadikanmu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang engkau
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. QS An Nisaa ayat 65.
Diantara
pertekaran yg sebenar-benarnya adalah pertekaran diri kita dgn hawa nafsu, hawa nafsu yg
terkadang membawa kita pd ketaatan dilain waktu dia membawa pd kelalaian dan
kelengahan (kondisi peperangan yg sesungguhnya), siapa yg kita turuti ketika dlm kondisi tersebut?
Sudahkah Allah dan Rasulnya yg lebih kita dahulukan?
Ibarat seperti seseorang yg telah mengetahui kebenaran, memegang
ketaatan,menjalani ibadah,melaksanakan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
tetapi ada kesenjangan dihatinya, ada sdikit penyakit dan dia tdk mengenal
penyakit didlm hatinya itu(lemahnya keyakinan). Jika
kita tdk meyakini bahwasanya jalan menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu berat
!! dan jika kita tdk mengetahui, tdk pula meyakininya bahwa
kita akan senantiasa diuji oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka kita akan binasa.
Didalam Al Qur'an surah Al Baqarah Allah berfirman, menunjukkan bahwasanya kesusahan dan musibah itu tdk lain merupakan ujian bagi orang yg mengetahuai hakekat yg sesungguhnya dari keimanan.
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga? Sementara
belum menimpa kalian apa yang menimpa orang-orang sebelum kalian? Dahulu mereka
telah ditimpa kesusahan,dan di goncangkan dengan berbagai cobaan dan ujian. QS
Al Baqarah ayat 214
Berarti mau tdk mau barang siapa menempuh
jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus menghadapi dua perkara ini yang pertama
ketundukan terhadap perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala pertanyaannya apakah
kita sudah ridha terhadap syariat Allah baik ketika kita
suka maupun tdk suka? baik dlm keadaan kelapangan maupun dlm keadaan yg sempit ataukah kita
masih menjalankan syariat Allah yg sesuai dgn keinginan kita. Kemudian yang
kedua setelah Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui kebenaran,keimanan dan ketulusan kita menempuh
jalan yg haq lalu Allah uji, terkadang didlm kesendirian, terkadang dlm gangguan-ganguan musuh kebenaran dengan takdir-takdir yg telah ditetapkan dan tdk
ada pilihan yg lain. Jalan ini berat.
Semoga menjadi pembelajaran setiap kita khususnya bagi diri saya pribadi
Wallahu'alam bissawab