Kalau Tuhan maha baik, beserta maha-maha lainnya, itu gw sudah tau sejak lama. Tapi kalau Tuhan maha membolak-balikkan hati, jujur itu baru gw sadari belakangan :(
Berapa hari teranjau dalam satu labiran kegamangan dan akhirnya menemukan keadaan dimana gw terlalu gegabah. Padahal gw tau hati dan perasaan sebenarnya hanya garansi semu. Menjatuhkan serta memberi harapan pada suatu hal tanpa jaminan, ini sama sekali ga logis. Ibarat menyuruh tumpahkan air yang sudah ada dalam tempayan demi menunggu hujan turun itu juga sangat ga fair. Bukankah waktu sehari dua hari masi ga cukup mencari jarum dalam jerami?? Ya sebagaimana ga cukup mendalami suatu pribadi, semuanya memang berjalan terlalu instan.
Yang terbaik adalah teruslah kedepan, begitu kata bijak !! ga usah noleh kebelakang. ohh tunggu.. bijak itu relatif, setidaknya gw lebih tau apa yang bijak untuk gw pribadi, ini poin penting.
Penyakit kekhawatiran akan masa depan itu biasa. Tapi salah kah jika menyimpan kekhawatiran pada masa lalu??
Jika lidahnya sulit lafalkan kata meski telah melewati seribu istikharah. Gw sangat menghargai kejujuran tapi lebih menjunjung tinggi kepastian, karna plin-plan dan keragu-raguan niscaya pangkal kehancuran. Maaf tapi layaknya kita bersyukur kemudian semuanya masi bermain dalam batas harapan, belum bulat menjadi keyakinan. karna pernikahan bukan sekedar mencari teman tidur diranjang, melainkan hingga bangkit dari tidur dipadang mahsyar.
Oleh karna itu marilah kita sama-sama berdoa.
Walau doanya ga perlu sama.
Karna jodoh insyAllah takkan kemana.
Doa dimulia....
