بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam.
Salah satu ciri khas dinul islam
(agama islam) adalah akhlak. Dimana dengan akhlak itu kita mampu untuk membedakan antara ikhlas dan dusta yang membedakan ketaatan dan kekufuran.Yang membedakan orang saleh dan pelaku
maksiat (lalai dan lengah). Dan yang membedakan antara muslim dan kafir itu adalah
akhlak.
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diutus
untuk menyempurnakan akhlak yg saleh, akhlak yg baik, akhlak yg mulia. Akhlak
yg mulia inilah seseorang akan mampu mengalahkan orang yg banyak puasa sunnah
dan shalat malam. Ada satu akhlak islam yg hilang dari kebanyakan umat islam
saat ini apabila seseorang memilikinya, menghiasi diri dia! dia akan
mendapatkan kedudukan yg tinggi disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dicintai oleh
Malaikat dicintai oleh mahluk. Apabila akhlak ini hilang maka hilang
kesempurnaan keimanannya, akhlak ini yang dimaksud adalah sifat malu.
Kalimat malu itu sering kita dengar, terkadang kita
memuji dan sering juga kita mencela seseorang yg pemalu. Al Imam An Nawawi di
dalam syarah shahih muslim salah satu karya ilmiah beliau, beliau
mendefenisikan makna Al Haya’u atau Malu
dalam bahasa kita, secara etimologi beliau menjelaskan terminologinya “Malu itu adalah suatu akhlak yang terpuji,
yang mendorong seseorang untuk meningglakan sesuatu yg buruk, serta mencegah
dia dari melalaikan hak orang yg berhak”
inilah dia Malu sebuah sifat yg terpuji yg mendorong seseorang untuk
meninggalkan perkara2 yg keji, perkara yg buruk dan tercela dimata manusia dan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dizaman ini yg begitu derasnya
arus informasi dan globalisasi, dimana zaman manusia mengalami krisis akhlak
dan moral, dizaman dimana tua muda besar kecil kehilangan sifat yg mulia ini yg
menjaga marwah seseorang perlu rasanya kita sebagai muslim kembali mentadabburi,melihat,merenungi
keutamaan sifat2 malu.
Didalam sebuah Hadist yang dikeluarkan Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Imran Bin Hushain Radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْإِلاَّخَيْـرٍ
Malu
itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan
Jika kita pahami malu itu adalah
kebaikan maka perumpamaan disuatu masyarakat jika sdh hilang sifat malu niscaya
akan hilang kebaikan dinegeri tersebut yg ada hanya kecurigaan,dengki
mendengki, saling memusuhi, perbuatan keji dan kemungkaran. Bahkan terhadap sebuah
rumah tangga saat istri tdk malu lagi membangkan kpd suami, disaat suami tdk
malu lagi melalaikan hak2 istri, disaat anak tdk malu lagi berbuat durhaka kpd kedua
orang tuanya ! kebaikan apa yg diharapkan dari rumah tangga tersebut? ketika seorang guru tdk lagi memiliki lagi
sifat malu ! apa yg kita harapkan kpd anak2 murid yg dididik oleh guru yg tdk
lagi memiliki sifat malu? Melakukan kekejian sudah pasti, bahkan musibah demi
musibah akan menghantui disetiap saat.
Malu
adalah bagian dari keimanan, semakin kuat sifat malu seseorang semakin kuat dan bertambah pula keimanannya. Sifat malu adalah akhlak islam, dari Imam Malik dan
Ibnu Majah didalam Hadist yang shahih Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda:
إِنَّ لِكُلِ دِيْنٍ خُلُقًا خَلُقُاْ لإِسْلاَمِ الْـحَيَاءُ
Setiap
agama itu memiliki akhlak, dan akhlak Islam itu adalah malu
Mungkin ada yg bertanya; kan
banyak akhlak2 yang lainnya? kenapa Rasulullah katakan akhlak islam itu malu?
Bukan hanya malu akhlak islam tetapi sifat malu itu tercakup didalamnya akhlak2
yg lain seperti orang yang taat berarti dia memiliki sifat malu karna dia malu
kepada Alllah Subhanahu Wa Ta’ala kalau seandainya dia tidak menunaikan hak
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, org yg bersedakah memiliki sifat malu knp?
Krn dia malu dia mempunyai saudaranya dlm keadaan susah sementara dia senang2,
org yg bodoh menuntut ilmu, knp? krn dia malu kalau seandainya dia tdk bisa
beribadah kepada Allah dengan benar. Kalau kita pahami malu itu adalah hakekat
keimanan yg dapat mengangkat derajat seseorang oleh karena itu orang yang
sangat memiliki sifat malu itu adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
sebagaimana ibadah-ibadah yg beliau lakukan. Lalu bagaimana kiranya jika seseorang
malu? menegakkan syariat dan sunnah, malu memberi nasehat,malu mencegah
kemungkaran… bagaimana malu seperti ini? Sedangkan yg kita ketahui dan pahami
malu itu adalah kebaikan bagaimana hakekat hal seperti ini?
Terkadang
seseorang (kaum muslimah) ditanya mengapa
engkau tdk menutup aurat? Malu
ditempat saya bekerja mayoritas org2 tdk memakai jilbab atau belum siap
nantilah adapula seseorang ditanya kenapa engkau tdk memelihara jenggot? Malu
dizaman sekarang ini nanti diolok-olok orang ! nahh malu seperti ini bagaimana
kedudukannya didalam islam? Sebenarnya ini bukanlah sifat malu tetapi ini
adalah sifat pengecut dan lemah keimanan, sebagaimana Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita didalam Hadist “Barang siapa melihat kemungkaran rubahlah dengan tangannya jika tidak
sanggup dengan lisannya jika tidak sanggup dengan hatinya” maka malu yang sebenar-benarnya disini
adalah malu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala malu seperti inilah yg dapat pula menghidupkan Sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sekaligus
kita terhindar dari tipu daya setan dengan alasan malu.
0 komentar:
Posting Komentar