بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam.
Marilah bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala memuja dan memuji mengagungkan namanya oleh krn nikmat yg dilimpahkannya
kepada setiap kita. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kpd nabi kita Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mengajarkan sesuatu kpd setiap kita untuk
kebaikan didunia dan akhirat, sehingga tdk tersisa sedikitpun perkara yg bisa
mendekatkan seorang hamba kepada surga Allah Subhanahu Wa Ta’ala melainkan
beliau telah sampaikan dan tdk sdikitpun perkara yg bisa menjerumuskan
seseorang kedalam neraka melainkan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah
mengingatkan kita. Jalan ini telah terang laksana terangnya matahari tidak tersamar
sdikitpun bagi para pencari kebenaran.
Muslim yg berakal, cerdas mau belajar
mengikuti kebenaran dia mengikuti wahyu AlQur’an dan sunnah.
Kalaulah kita melihat,
memperhatikan disetiap jalan,taman2 kota, bangunan dan lain sebagainya terdapatlah
gambar2 figur,sosok yg berbeda-beda dgn lantang menyuarakan hak2 rakyat dalam
susunan lafal, ikrar yg tercetak rapih. Dia adalah calon pemimpin kita dan
calon2 legislatif yg insya Allah membawa berkah, kebaikan untuk tujuan yg mulia
sehingga tdk ada yg lain selain mewujudkan rasa aman,tentram dan damai namun sebaliknya pula walaupun hanya sebagian kecil dan tdk
menutup sebagian besar setiap kita paham akan kewajiban berbaiat (tunduk dan
patuh) kpd pemimpin dalam menjalankan perintah2 Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan
mempersatukan sesama kita diatas jalan yg haq/benar khususnya bagi kaum
muslimin.
Jika kita membaca, membuka dan mempelajari kitab2
aqidah yg dikarang oleh para ulama… maka
kita akan mendapatkan mereka mencantumkan masalah ini diantara poin2 aqidah
tersebut, mengenai sikap kewajiban seorang mukmin kpd para pemimpin. Karna salah
satu fitnah terbesar yg menimpa kaum muslimin adalah
pembangkangan,pembelotan,pemberontakan dan tidak setia kepada pemimpin kaum
muslimin, Fitnah yg terjadi dari masa ke masa sampai2 menjatuhkan korban, merusak
harta maupun kehormatan.
Tidak tegak lurus agama ini kecuali dgn adanya para khalifa(pemimpin)
sekalipun mereka itu bertindak aniaya atau berbuat zalim, sungguh apa yg Allah
perbaiki dgn para pemimpin2 itu sekalipun zalim lebih banyak dr kerusakan yg
mereka buat, mentaati para pemimpin itu adalah sebuah
anugrah,karunia,kebahagian dan membelot,memecah belah persatuan kaum
muslimin,menentang,memberontak,tdk setia kpd mereka adalah perbuatan yg kufur.
Didalam Al Qur’an Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ مَنُو أَطِيعُو اللّهَ اْوَ طِيعُو أَ الرَّ سُولَوَأُيالأَمْرِمِنكُمْ
“Wahai
orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin)
di antara kalian." An-Nisa: 59
Diayat yg mulia ini pertama Allah memerintahkan kpd org2 yg beriman taatilah
Allah kemudian Allah ulang lagi kata2
“Taatilah” itu untuk Rasulullah Shallahu
Alaihi Wasallam setelah itu diiringi perintah mentaati ulil amri(pemimpin), ketaatan
dan kepatuhan kpd pemimpin itu terikat selama mereka taat,tunduk,patuh mengajak
kpd sesuatu yg tdk bertentangan kpd Allah dan Rasulnya. Kalaulah mengajak kpd
maksiat (lalai dan lengah) maka tdk boleh kita mendengar,mentaati,mematuhi ajakan perintah maksiat itu namun kita wajib
tetap mengakui dia sebagai pemimpin kaum muslimin.
Imam Bukhari dan Muslim mengeluarkan hadist bahwasanya Rasulullah
Shallahu Alaihi Wasallam bersabda didepan jamaah, ini ditujukan kpd para
sahabat dan kita semuanya khususnya kaum muslimin hingga akhir zaman:
عَلَى الْمَرْءِالسَّمْعُوَعَةَ فِيمَا أَحَبَّوَكَرِإِلَّاأَنْ يُؤْمَرَبِمَعْصِيَةٍفَإِنْأُمِرَبِمَعْصِيَةٍفَلَاسَمْعَ لَاوَطَاعَةَ
“Wajib
atas setiap kalian (muslim) untuk mendengar dan taat
kepada pemimpin, baik pada perkara yang dia suka atau
dia tidak suka. Akan tetapi jika dia diperintahkan untuk bermaksiat(Lalai dan
lengah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulnya Shallallahu Alaihi
Wasallam), maka tidak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat.” QS. Al-Bukhari dan Muslim
Para
ulama imam2 terdahulu juga sering kali mengingatkan betapa pentingnya masalah
ini. salah satunya imam Tabi’in dimasanya yaitu Al Hasan Al Basri Rahimallahu
terkait masalah pemimpin. Beliau berkata mereka pemimpin itu mengatur dan mengurus
5 urusan kita:
- Al
jumu’ah/masalah jum’at adalah wewenang imam, umarah para pemimpin kepada orang2
yg diizinkannya untuk menjalankannya.
-Wal Jama’ah (shalat jama’ah) itu wewenang imam/pemimpin untuk
mengaturnya.
-Wal
id (hari raya) itu juga wewenang pemerintah (umarah) untuk menetapkannya.
-Wazzuhur
Menjaga perbatasan2 kaum muslimin kepada negeri2 non muslim.
-Walhudut; menegakkan, menerapkan
hukum2 Allah terhadap pelaku2 kesalahan yg telah ditetapkan didalam Al Qur’an
dan Sunnah, maka disini bukanlah urusan kelompok,lembaga,organisasi tertentu
individu2 tetapi ini urusan dan wewenang pemimpin/umarah yg mengaturnya.
Penuturan
Al Hasan Al Basri ini menunjukkan betapa pentingnya masalah ini.
Bersikap,bermuamalah yg benar terhadap para pemimpin2 kaum muslimin dan banyak
lagi perkataan imam kita tetang masalah berbaiat kepada pemimpin. Salah
satu kewajiban kita juga adalah menasehati seorang pemimpin, para ulama
menjelaskan termasuk kerangka nasehat terhadap kaum muslimin mengetahui dan
mengakui besarnya hak para pemimpin serta kewajiban2 yg harus kita tunaikan kpd
mereka.
Dalam bhs awam kata2 nasehat itu yg dipahami oleh org awam kalau disebutkan nasehat mereka menganggap datang dari seseorang yg memberikan nasehat2 seperti jgn begini, jgn begitu.. seharusnya begini,seharusnya begitu… Sesungguhnya nasehat itu kata2 didalam bahasa Syar’i sebuah kata yg memiliki makna yg lebih luas dari pada sekedar menyampaikan nasehat itu, nasehat berarti juga ketulusan,bersih tdk ada noda, maka nasehat yg ditujukan para pemimpin itu, diantaranya termasuk didalam kerangka nasehat kpd para pemimpin! kita mengetahui,mengenal,meyakini besarnya hak para pemimpin dan menunaikan kewajiban2 kita kpd mereka seperti menghormatinya,memuliakan mereka dan mensikapi mereka sesuai dgn posisi dan kedudukan mereka. Terkadang ada pula beberapa individu,kelompok, golongan yg mengaku-ngaku zuhud yaitu sikap kurang adab terhadap para pemimpin, itu tdk termasuk sunnah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dalam bhs awam kata2 nasehat itu yg dipahami oleh org awam kalau disebutkan nasehat mereka menganggap datang dari seseorang yg memberikan nasehat2 seperti jgn begini, jgn begitu.. seharusnya begini,seharusnya begitu… Sesungguhnya nasehat itu kata2 didalam bahasa Syar’i sebuah kata yg memiliki makna yg lebih luas dari pada sekedar menyampaikan nasehat itu, nasehat berarti juga ketulusan,bersih tdk ada noda, maka nasehat yg ditujukan para pemimpin itu, diantaranya termasuk didalam kerangka nasehat kpd para pemimpin! kita mengetahui,mengenal,meyakini besarnya hak para pemimpin dan menunaikan kewajiban2 kita kpd mereka seperti menghormatinya,memuliakan mereka dan mensikapi mereka sesuai dgn posisi dan kedudukan mereka. Terkadang ada pula beberapa individu,kelompok, golongan yg mengaku-ngaku zuhud yaitu sikap kurang adab terhadap para pemimpin, itu tdk termasuk sunnah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sekarang
coba kita pahami dengan realita saat ini contoh; anda seorang suami,ayah,kepala
rumah tangga pemimpin di sebuah kerajaan kecil yg bernama rumah tangga ! apa
jadinya kalau rakyat(istri dan anak2) tdk menghargai anda? memanggil nama anda
seperti memanggil teman2nya, duduk didepan anda lututnya dinaikkan, berbicara
dgn suara yg keras membantah serta membangkang.. anda pasti merasa tdk dihargai! krn anda adalah pemimpin disitu.
Kita mengambil contoh yg lain; anda sebagai suami,ayah,org tua,kepala rumah tangga suatu hari anda prg bekerja pulang sore sudahlah letih dan lelah mencari nafkah pulang kerumah anda dikejutkan anak istri anda berdiri diluar pagar/dijalanan membawa tulisan2 sambil teriak2 “Bapak pelittt.. tidak menunaikan hak kami, bpk belum begini,belum begitu..” didepan orang banyak ! kira2 anda terima tidak? anda pasti malu merasa terhina,merasa tersakiti jika anda tdk sabar maka anda akan menghukum mereka bahkan sebagian akan bertindak keras. Itupun yg terjadi untuk kondisi saat ini sesungguhnya itukan gambaran untuk masyarakat yg lebih besar.. maka disini kita dapat mengukur bagaimana kita harus bersikap sebagai rakyat kpd pemimpin.
Kita mengambil contoh yg lain; anda sebagai suami,ayah,org tua,kepala rumah tangga suatu hari anda prg bekerja pulang sore sudahlah letih dan lelah mencari nafkah pulang kerumah anda dikejutkan anak istri anda berdiri diluar pagar/dijalanan membawa tulisan2 sambil teriak2 “Bapak pelittt.. tidak menunaikan hak kami, bpk belum begini,belum begitu..” didepan orang banyak ! kira2 anda terima tidak? anda pasti malu merasa terhina,merasa tersakiti jika anda tdk sabar maka anda akan menghukum mereka bahkan sebagian akan bertindak keras. Itupun yg terjadi untuk kondisi saat ini sesungguhnya itukan gambaran untuk masyarakat yg lebih besar.. maka disini kita dapat mengukur bagaimana kita harus bersikap sebagai rakyat kpd pemimpin.
Termasuk
nasehat kpd para pemimpin kaum muslimin, mengembalikan hati2 yg tdk suka benci
kpd dia supaya kembali suka loyal kpd pemimpin. Membenci,mencela,memaki, berkhianat
kpd para pemimpin apalagi sampai menyebutkan,membeberkan,mengungkapkan
keburukan2,aib khalifa/pemimpin kpd khalayak ramai sama artinya kita
memobilisasi massa untuk membenci dan melawan para pemimpin mereka sehingga org
lari kpd pemimpin tersebut. Kalau kita membuka sejarah2 dunia bisa kita
dapatkan bukan hanya dari kalangan muslim dimana pun diberbagai negara2 tidak
terjadi pemberontakan,perlawanan,pembelotan dan tdk kesetiaan kpd pemimpin
suatu bangsa melainkan keburukan yg ditimbulkan oleh perbuatan tersebut jauh lebih
besar dr pada kebaikan yg diharapkannya.
Jadi jelas dan tegas
tidak ada tawar menawar karna ini adalah agama. Ketaatan kpd pemimpin kaum
muslimin itu adalah ibadah perintah Allah langsung yg kita diperintahkan
mendekatkan diri kpd Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan mentaati dan mematuhi
pemimpin dalam perkara yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar