Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/08/cara-membuat-link-bergoyang-di-blog.html#ixzz2B7eH9lkQ

27 Maret 2010

Efek pahlawan koruptor

Koruptor/korupsi yang menjadi langganan tahunan negara kita sudah semakin unlimited... alhasil tingkat kemiskinan akan terus meningkat mungkin tidak ada lagi penawar ataupun solusi untuk menghilangkan budaya tersebut. Kemiskinan dan korupsi sesungguhnya merupakan Romeo and juliet. Masing-masing saling mencintai,dan berjanji sehidup semati. Memang kedua insan ini kalau dikaji secara kritis memiliki keterkaitan yang sulit dipisahkan. kedua issue ini memiliki hubungan kausalitas (sebab-akibat) dan harus diakui bahwa korupsilah yang menyebkan kemiskinan dan bukan kemiskinan menyebabkan korupsi. Untuk itu, apabila ingin mengatasi persoalan kemiskinan, otomatis pemberantasan korupsi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan dan sangat urgent, sehingga tidak dapat di tunda-tunda lagi. Berbicara korupsi memang tak akan lepas dari masalah kemiskinan dan lengkap sudah penderitaan dan nasib orang miskin. Setelah Orang miskin dilarang sakit karena obat dan biaya rumah sakit mahal sekali. Setelah Orang miskin dilarang sekolah karena biaya sekolah mahal sekali. Kini, orang miskin dilarang mengemis, karena mengemis itu haram sedangkan korupsi itu halal.

Seperti biasanya sehari-hari merek
a akan bergerilya ke rumah-rumah warga hingga pekantoran. Fatwa Larangan Mengemis sebenarnya sudah sejak awal dikeluarkan. Namun, fatwa larangan mengemis dan meminta-minta tetap tidak dihiraukan. Untuk itu, perlu dikaji ulang. Alasannya, dengan mengemis akan menjadikan diri hina dan merugikan orang lain. Islam sudah secara tegas melarang kegiatan mengemis karena termasuk bermalas-malasan.

Mari kita melihat persoalan ini dengan kacamata dan hatinurani yang lebih bening, jauh dari sikap emosional. Melihat kemiskinan dan fenomena pengemis bukan hanya masalah
di Sumenep saja, malainkan masalah krusial bangsa Indonesia, karena di seluruh sudut tanah air pasti ada lorong-lorong kemiskinan dan fenomena pengemis tak berkesudahan.











Ane gan juga kasiannn 'N sedihh ... kalo ngeliat pengemis mengalami cacat fisik dan ibu hamil serta anak-anaknya yang masih balita. Situasi ini terkadang menjadikan PR dan tugas berat bagi kalangan pemerintah(non korup) hingga lapisan masyarakat/termasuk kita s'mua nihh Gan.., agar penanggulangan kemiskinan di Negara INDONESIA tercinta ini semakin punah.
Sebagai sebuah fenomena sosial dan ekonomi: korupsi dan kemiskinan merupakan dua pilar yang hampir pasti ada tak terkecuali di negara kita, selagi keadilan ekonomi tak kunjung tercapai. Selama itu pula, budaya mengemis menjadi pilihan hidup dan tanpa disadari terbangun dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi pengemis bukan 100% dikarenakan keterpaksaan akibat himpitan ekonomi melainkan ketidak berdayaan sosial akibat prilaku tindak korupsi yang semakin marak.


TERIMA KASIH